Orang yang terlibat dalam konflik seringkali tidak melakukan komunikasi baik langsung maupun tidak langsung.
Hubungan pribadi mereka seakan-akan terputus. Masing-masing pihak berjalan dengan ide masing-masing. Keadaan yang demikian semakin memperbesar perbedaan pednapat yang terjadi antara kedua pihak yang terlibat di dalam konflik. Berbagai cara dapat ditempuh untuk membuat jembatan komunikasi ini. Misalnya dengan lewat jalur rekreasi. Para karyawan yang terlibat dalam konflik diajak olahraga bersama agar terjadi interaksi diantara mereka. Interaksi ini perlu dilakukan berulang-ulang agar supaya orang yang terlibat dalam konflik kembali rukun. Setelah tampak adanya hubungan yang lebih dekat barulah persoalan yang menjadi inti konflik dibicarakan bersama. Dalam keadaan demikian orang yang terlibat dalam konflik lebih bisa berkepala dingin dalam menghadapi pandangan orang lain yang berbeda. Dengan demikian perbedaan pendapat lebih mudah diselesaikan.
Teknik penyelesaian konflik seperti yang dikemukakan di atas banyak dipakai oleh para politisi untuk menyelesaikan konflik antar negara. Sebagai contoh Amerika Serikat pernah menggunakan olah raga pingpong untuk membuka hubungan diplomatik dengan Republik Rakyat Cina yang telah putus sejak puluhan tahun. Lewat permainan pingpong inilah akhirnya terbuka hubungan diplomatik antara Amerika Serikat dengan RRC.
Untuk menyelesaikan konflik paling sedikit ada tiga strategi yang dapat dipakai, yaitu:
a. Lose-lose strategy
b. Win-lose strategy
c. Win-win strategy
a. Lose-losa strategy
Strategi ini biasanya menyebabkan kedua pihak yang konflik akan kehilangan sesuatu. Bentuk strategi ini secara operasional bisa bermacam-macam. Salah satunya ialah kompromi dimana masing-masing pihak harus mengalah pada batas-batas tertentu agar terjadi suatu kompromi yang bisa diterima kedua belah pihak. Cara lain ialah dengan memberikan kompensasi bagi yang merasa dirugikan. Cara yang demikian ini seakan-akan seperti menyogok salah satu pihak yang terlibat supaya mau mengalah. Cara yang cukup sering dilakukan ialah dengan menyelesaikan masalah menurut peraturan yang berlaku. Semua bentuk penyelesaian masalah seperti yang dikemukakan di atas tadi menyebabkan semu apihak yang terlibat konflik kehilangan sesuatu. Cara seperti di atas kadang-kadang terpaksa dilakukan, walaupun sebenarnya yang demikian bukanlah cara yang dikehendaki semua pihak.
b. Win-lose strategy
Strategi win-lose mengakibatkan salah satu pihak merasa menang dan pihak lain kalah. Strategi ini sering dipakai dalam penyelesaian konflik di dalam kehidupan. Salah satu pihak berusaha untuk mengerahkan tenaga agar pihak lain kalah. Ciri-ciri konflik yang diselesaikan dengan strategi ini ialah sebagai berikut:
1) Ada pemisahan yang jelas antara 'kita' dan'mereka'.
2) Masing-masing pihak mengerahkan tenaga untuk kemenangan pihak mereka dan mengalahkan pihak lain.
3) Masing-masing pihak melihat masalah hanya dari kacamata sendiri, tidak peduli bagaimana pandangan pihak lain terhadap masalah.
4) Tujuan ditekankan pada penyelesaian masalah, bukan pada tercapainya tujuan yang memuaskan semua pihak.
Konflik yang diselesaikan dengan cara ini biasanya tidak memuaskan karena yang menderita kekalahan akan kecewa yang berkepanjangan. Strategi ini tidak memupuk jiwa kooperatif dan kesetiakawanan sesama aparat perusahaan.
c. Win-win strategy
Penyelesaian konflik yang memuaskan semua pihak akan terjadi bila strategi yang dipakai adalah 'win-win strategy'. Dalam strategi ini pihak-pihak yang terlibat berusaha untuk memberikan sesuatu yang menyenangkan pada pihak lain tanpa mengalahkan diri mereka sendiri. Tenaga dan pikiran yang dikeluarkan masing-masing pihak diarahkan untuk mengalahkan pihak lain, tetapi untuk memecahkan masalah yang dihadapi demi kepentingan bersama.
Masing-masing pihak merasakan kebutuhan mereka terpenuhi. Penggunaan strategi ini dalam penyelesaian masalah adalah hal yang sangat disarankan untuk dilakukan.
No comments:
Post a Comment