Wednesday, February 9, 2011

Strategi menangani konflik organisasional

Penanganan konflik pada dasarnya tidak jauh berbedaq dengan problem-solving. Tindakan dimulai dengan adanya kesadaran bahwa ada konflik di perusahaan, kemudian diikuti dengan usaha untuk mendiagnosa sebab-sebab konflik. Setelah dipahami sebab-sebabnya kemudian dilakukan intervensi untuk mengatasinya.

Intervensi dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti berikut:

1. Pembentukan 'buffer' sebagai penengah konflik. Misalnya dalam kasus konflik pelayan dan juru masak di restoran. Juru masak biasanya merasa statusnya lebih tinggi daripada pelayan. Namun dalam kenyataannya si pelayan sering memberikan perintah pada juru masak untuk membuat masakan yang dipesan pembeli lewat pelayan. Juru masak merasa dia diperintah pelayan. Konflik seperti ini dapat dipecahkan misalnya dengan mengangkat juru catat pesanan, yang tugasnya menjadi penengah. Dapat pula misalnya dengan cara menyediakan tempat untuk meletakkan pesanan, sehingga juru masak tinggal mengambil pesanan di tempat khusus tersebut tanpa merasa diperintah oleh karyawan.

2. Meningkatkan kesadaran para karyawan yang terlibat dalam konflik agar mereka dapat memahami diri mereka sendiri dan memahami pengaruh konflik terhadap karyawan lain. Beberapa program telah dikembangkan di beberapa negara maju untuk meningkatkan pemahaman tersebut. Misalnya 'training sensitif' (sensitivity training).

3. Merancang kembali struktur organisasi untuk mengurangi konflik. Untuk melakukan ini antara lain perlu dilakukan analisis jabatan agar dapat disesuaikan dengan kondisi yang memungkinkan tidak terjadinya konflik yang menyulitkan. Hal lain yang dapat dilakukan ialah membuat karyawan merasa bahwa perusahaan adalah milik mereka sendiri. Cara yang dapat ditempuh misalnya dengan lebih banyak melibatkan karyawan dalam pengambilan keputusan dan pengaturan rencana kerja. Bila memungkinkan dapat pula dicari kemungkinan agar karyawan mendapat kesempatan untuk memiliki saham.

Strategi untuk mengurangi konflik intra personal dan interpersonal yang telah dibicarakan pada bagian terdahulu dapat pula dipakai untuk mengurangi konflik organisasional.

No comments:

Post a Comment