Wednesday, April 16, 2025

Trading Forex 14 April 2025 (Catatan 6)

 




Trading Forex, lebih simpel dan menurutku lowrisk, jika semisal kita mengikuti MA 20 hourly. Gunakan indikator yang sudah pernah saya share sebelumnya. Posisi per tanggal 14 April 2025, ada di BUY semua, TP follow trend dan dengan SL jika menjadi merah.

Update : Hasil akhir profit, tidak terlalu banyak akan tetapi cukup memuaskan, masih menggunakan MA 20 dengan TF 1 Hourly. Tidak ada berita yang signifikan.

 


Posisi Modal : 

  1. 8 April 2025 : $71 (Deposit Awal)
  2. 11 April 2025 : $104 (+$33)
  3. 14 April 2025 : $116 (+$12)
  4. 15 April 2025 : $117 (+$1) hari ini saya mendapatkan kerugian yang cukup besar akan tetapi hasil masih positif.

Monday, April 14, 2025

Trading Saham 14 April 2025 (Catatan 7)

 Oh ya, seminggu ini Aku belum membahas mengenai trading saham. Untuk diketahui bahwa modal yang Aku gunakan sangatlah terbatas, karena masih mencari ritme yang cocok untuk trading. Di bulan April ini ada 4 bank pemerintah yang akan cum date dan aku mencoba untuk menjadi deviden hunter.





 Apa itu deviden hunter? Kalian bisa cek di artikel atau video manapun untuk definisinya. Intinya, dari keempat bank tersebut, saya membeli saham dengan porsi modal imbang.

Untuk BBRI yang cum date-nya 10 April 2025, saya berhasil membeli saham sebelum cum date dan sudah dijual saat ex date akan tetapi meleset (harga sudah terlanjur turun melebihi harga beli). Saya anggap, di saham ini saya gagal menjadi deviden hunter.

Untuk BBTN, BBNI dan BMRI sudah saya close di pukul 09.30 waktu setempat karena ternyata  Aku tidak bisa memikul kondisi saat harga awal ex Date yang memiliki kecenderungan turun dalam. Aku masih harus belajar bagaimana close secara tepat.
 
Update tanggal 15 April 2025:

 Jika kita perhatikan, pada waktu ex-date dan setelahnya, harga masih berusaha untuk naik, secara prospek perusahaan, pastinya keempat perusahaan itu sangat baik performanya, akan tetapi jika kita trading jangka pendek, sepertinya, harus dipertimbangkan ada kemungkinan harga akan turun terus mengingat prospek ekonomi masih struggle.

Sunday, April 13, 2025

Prinsip-Prinsip Inti Benjamin Graham

 Prinsip-prinsip inti Benjamin Graham yang masih valid hingga saat ini (Zweig, 2003, hal. xv):

  • Saham tidak hanya sekedar simbol ticker atau kedipan elektronik di layar monitor; saham adalah suatu kepentingan kepemilikan dalam bisnis aktual, dan bisnis itu memiliki nilai fundamental yang tidak bergantung pada harga sahamnya. 
  • Pasar adalah sebuah pendulum yang selamanya mengayun antara optimisme temporer (yang menjadikan harga saham terlalu hamal) dan pesimisme tak berdasar (yang menjadikan harga saham terlalu murah). Investor pintar adalah seorang realis yang menjual sahamnya kepada orang optimis dan membelinya dari orang pesimis.
  • Nilai masa depan dari setiap investasi adalah fungsi dari harga sekarang. Semakin tinggi harga yang Anda bayar, semakin rendah return yang akan Anda nikmati.
  • Satu-satunya risiko yang tidak bisa dihilangkan oleh investor manapun adalah risiko melakukan kesalahan, sehati-hati apapun dia. Hanya dengan setia pada apa yang disebut Graham sebagai "margin pengaman"- tidak membayar berlebihan, semenarik apapun suatu investasi-Anda niscaya mampu meminimalisasi kesalahan yang tak perlu.
  • Rahasia sukses keuangan Anda terletak pada diri Anda sendiri. Jika ada berpikir kritis, menolak untuk pecaya begitu saja pada "fakta" di Wall Street, lalu berinvestasi dengan penuh percaya diri dan sabar, niscaya Anda bisa terus memperoleh keuntungan stabil, dari pasar bearish terburuk sekalipun. Dengan mengembangkan disiplin dan keberanian, Anda tak akan membiarkan perubahan perilaku orang lain menentukan masa depan finansial Anda. Akhirnya, hal yang jauh lebih penting sebenarnya bukanlah bagaimana perilaku investasi Anda, melainkan bagaimana perilaku Anda.
Daftar Pustaka : Zweig, J. (2003). The Intelligent Investor. New York: HarperCollins.

Komentarku:
Cara yang kugunakan sampai saat ini untuk berbisnis di Pasar Modal, ialah menggunakan kombinasi diantara keduanya.

Kalau ingin detail info tentang fundamental atau teknikal, bisa join di HQsaham di telegram. Worth it.

Btw, poin Graham diatas patut kita coba agar tidak serampangan dalam berbisnis saham.

Trading Forex 11 April 2025 (Catatan 5)

Sebenarnya, Aku membuka aplikasi itu pada tanggal 12 April 2025, pagi harinya karena semalam saya tinggal tidur. Sesuai prediksi bahwa harga memang melawan dolar kesemuanya. Dan hasilnya pun positif.

Pertimbangan utama yaitu karena PPI US tidak sesuai prediksi. Tidak ada pertimbangan teknikal lainnya.
Jadi, selama tanggal 8-11 April 2025, Aku sudah membukukan profit 46% dari modal awal.

Friday, April 11, 2025

Trading Forex 11 April 2025 (Catatan 4)

 Trading Forex hari ini cukup simpel dan bisa dikatakan bahwa hal ini merupakan full spekulasi yang dilakukan. Modalnya cukup kecil yaitu per pair mata uang hanya 0,01 lot dan hanya menggunakan 4 pair umum seperti GBP, EUR, AUD, NZD, USD. Untuk analisanya tidak begitu susah karena moment Perang Dagang Trump.

Mata uang Dolar sedang melemah beberapa hari ini akibat Trump, dilihat dari harga gold yang terus melambung. Keseluruhan pair ini Aku beli dan jual secara singkat, tidak lebih dari 12 jam. Pagi hari deposit dan OP dan sore hari TP. Hari ini juga berdasarkan forexfactory.com pair GBP kuat dan ini momentum yang bagus. Tinggal menunggu nanti malam sekiranya jam 20.30 WITA ada berita tentang ekonomi US yang harus dipantau. Bisa jual, bisa beli. Singkat saja.

Oh ya menurut opini pribadiku, untuk trading di mata uang, indikator teknikal kurang begitu berpengaruh, terutama untuk cara yang aku gunakan di trading view (lihat di Catatan 3). Saya lebih suka cek singkat untuk trend yang muncul dan pantau berita yang muncul di hari itu. trading-lah setelah berita muncul, jangan sebelumnya. Indikator makro ekonomi lebih berefek dibandingkan teknikal. Akan tetapi beberapa trader ada yang lebih suka trading dengan cara menghindari berita. Menurutku, ini bebas yang penting profit. 






Catatan dariku, gunakan timeframe yang kecil semisal 1 jam, dan belilah saat candle berwarna hijau dan trend naik.

Indikator Yang Kugunakan Untuk Trading (Catatan 3)

 Coba lihat gambar ini:



Mulai April 2025 ini aku hanya menggunakan indikator Moving Averages 20, dan Pine Editor yang kurumuskan secara logika di TradingView, dan beberapa coretan manual tentang trend lurus dan harga low maupun high per tahunnya (sekedar untuk tambahan tapi tidak signifikan).

Saya tidak lagi menggunakan price action model candle dan break volume karena kecenderungannya banyak yang gagal eksekusi atau masih bias. Lebih enak untuk follow the trend. Tapi ingat, menurut Alexander Elder di bukunya yang berjudul Trading For Living, follow the trend memiliki konsekuensi "harus siap menggunakan sabuk pengaman" karena harga bakal volatile, termasuk juga harus menyediakan modal yang cukup agar tidak kena margin call.

Seperti yang saya jelaskan dalam catatan ke 2 saya, bahwa margin call saya sudah terukur.

Pine Editor yang saya gunakan:

//@version=6
indicator("MA 20 Color", overlay=true)

ma20 = ta.sma(close, 20)

barcolor(close > ma20 ? color.red : color.green)
barcolor(close < ma20 ? color.red : color.green)

Sekedar tambahan jika ada yang menggunakan break volume, bisa pakai:

//@version=6
indicator("Beli/Jual Strategis", overlay=true)

// Parameter
lengthMA = input(20, title="Periode Moving Average Volume")
lengthCandle = input(1, title="Periode Candle Sebelumnya")

// Hitung Moving Average Volume
mv = ta.sma(volume, lengthMA)

// Kondisi Beli
kondisiBeli = close > close[lengthCandle] and volume > mv

// Kondisi Jual
kondisiJual = close < close[lengthCandle] and volume > mv

// Plot Beli
plotshape(series=kondisiBeli, location=location.belowbar, color=color.green, style=shape.labelup, text="Beli")

// Plot Jual
plotshape(series=kondisiJual, location=location.abovebar, color=color.red, style=shape.labeldown, text="Jual")

// Alert
alertcondition(kondisiBeli, title="Sinyal Beli", message="Harga naik dengan volume tinggi")
alertcondition(kondisiJual, title="Sinyal Jual", message="Harga turun dengan volume tinggi")
 

Modal Awal Yang Kubutuhkan Untuk Trading (Catatan 2)

 Cukup kecil dan tidak merogoh kocek cukup dalam karena trading yang Aku lakukan, bahasanya, ialah cukup hanya untuk beli pulsa bulanan atau sekedar uang jajan. Modal yang Aku gunakan tidak pernah lebih dari $100 untuk Forex dan tidak pernah lebih dari 10 Juta untuk Saham.

Menurut Zweig (2003) yang dikutip dari buku Graham (1976), ada yang disebut dengan spekulasi pintar, seperti halnya investasi pintar. Namun, terdapat banyak situasi yang menjadikan spekulasi bukan tindakan pintar. Contoh yang paling utama :

  1. Berspekulasi saat Anda menyangka bahwa Anda sedang berinvestasi.
  2. Berspekulasi dengan serius, bukan sekedar iseng, padahal anda tidak punya pengetahuan dan ketrampilan memadai untuk melakukannya.
  3. Mempertaruhkan uang dalam jumlah lebih besar untuk sebuah spekulasi yang risikonya tidak sanggup anda tanggung.

Ketiga hal tersebut sangat kuhindari. Paling gampangnya, berspekulasi dengan risiko yang terukur dan dengan risk and reward yang jelas dan jangan sakit hati jika loss. Dan nominal yang Aku sebutkan diatas adalah hal yang menurutku, ialah wajar.

Untuk Risk and Reward yang saya gunakan ialah 1:2 karena menurutku ini fair. Aku tidak ingin ribet dengan memasang di Support atau Resistance, walau untuk para trader sangatlah penting.

Tidak masalah cara apa yang digunakan oleh teman-teman dalam trading, yang penting hasil akhirnya ialah profit secara konsisten dan bisa menghasilkan laba diatas inflasi tahunan Indonesia. Bukanlah hal ini yang paling penting?

 Secara pribadi, asalkan hasil akhir yang aku dapatkan melebihi keuntungan dari deposito perbankan (2-3% per tahun), menurutku, ini sudah bagus.

Daftar Pustaka : Zweig, J. (2003). The Intelligent Investor. New York: HarperCollins.

Perjalanan Trading Atau Investing Di Tahun 2025 (Catatan 1)

 Jika kita melihat kebelakang, di time frame Daily TradingView, bisa kita lihat bahwa secara keseluruhan, saham yang Saya miliki, terutama saham perbankan di LQ 45, mengalami downtrend sejak Bulan September atau Oktober di tahun 2024. Penyebab detailnya, Saya belum tahu, tapi moment tersebut bertepatan dengan pergantian presiden baru di Indonesia dan naiknya Donald Trump sebagai presiden Amerika.

Trading di moment tersebut, bisa dikatakan, sangatlah kacau, untuk diriku pribadi, terlalu banyak loss yang dihadapi dan memaksa untuk sementara diam atau memilih investasi di hal lain dibanding harus memaksa trading.



Bisa saya katakan, bahwa jika memang kita ingin mengatakan bahwa diri kita ialah trader, kita harus siap dan paham dengan yang namanya pergantian trend. Bisa menggunakan indikator apapun, terserah, yang penting cukup menggambarkan kondisi aktual sehingga kita bisa mengetahui langkah apa yang harus kita lakukan.

Dalam judul diatas, saya menyebutkan "Trading atau Investing" karena hal tersebut berbeda. Trading hanya Saya lakukan di pasar Forex maupun Saham, sedangkan investing saya lakukan di obligasi atau reksadana atau properti.

Dari sekian banyak teman-teman yang ada di komunitas, banyak yang menyatakan diri mereka trader ataupun investor. Jika kita tanya lebih jauh, biasanya, ketersediaan modal merupakan alasan utama pilihan mereka.

Sekedar informasi buat teman-teman, menurut buku yang ditulis oleh Graham di tahun 1973, "Tindakan investasi adalah tindakan yang, melalui analisis menyeluruh, menjanjikan keamanan dana pokok dan memberikan keuntungan memadai. Tindakan yang tidak memenuhi persyaratan ini berarti tindakan spekulasi". Dari sini, berarti, sebagian kecil dalam forex dan saham yang biasa aku lakukan merupakan kegiatan spekulasi. Tapi lebih jauh, Aku menghindari kata spekulasi karena mencerminkan hal yang kasar dan kotor untuk saat ini.

So, di 2025 ini, Saya akan mencoba untuk dapat merekam jejak trading (spekulasi) atau investing yang kulakukan. Sekedar untuk catatan pribadi. Terima kasih.

Daftar Pustaka : Zweig, J. (2003). The Intelligent Investor. New York: HarperCollins.