Skip to main content

Apa yang Bukan Merupakan Perencanaan Strategis?

Segala sesuatu yang pernah dijelaskan mengenai ‘perencanaan strategis’, juga menyediakan pemahaman mengenai ‘apa yang bukan merupakan perencanaan strategis'. Contohnya ialah keputusan dan tindakan fundamental, tetapi tidak berusaha untuk membuat keputusan untuk masa depan (Steiner, 1979). Perencanaan strategis melibatkan antisipasi dalam lingkungan yang akan terjadi dimasa depan, namun keputusan tersebut dibuat di masa sekarang. Ini berarti bahwa dari waktu ke waktu, organisasi harus tetap mengikuti perubahan untuk membuat keputusan terbaik, itu bisa terjadi pada suatu titik tertentu-harus mengelola, sebaik seperti apa yang telah direncanakan, dan bersifat strategis. Perencanaan strategis juga dideskripsikan sebagai alat- tapi bukan bersifat pengganti untuk latihan pertimbangan yang dilakukan oleh suatu kepemimpinan.

Pada akhirnya, para pemimpin perusahaan pun harus duduk kembali, bertanya, dan menjawab, "Apa isu-isu yang paling penting untuk direspon?" dan "Bagaimana kita menanggapinya?" Alat Analisi data dan pembuatan keputusan yang berasal dari perencanaan strategis tidak membuat suatu kerja organisasi, hal-hal tersebut hanya mendukung intuisi, kemampuan penalaran, dan pertimbangan apa yang dibawa orang-orang kedalam organisasi mereka.

Terakhir, perencanaan strategis, meskipun digambarkan sebagai suatu disiplin ilmu, tidak seperti biasa mengalir dengan lancer dari langkah satu ke langkah lain. Ini adalah proses kreatif, dan wawasan segar yang tiba pada hari ini dan mungkin akan sangat baik untuk mengubah keputusan yang telah dibuat kemarin. Tak pelak, proses yang bergerak kedepan dan kembali kebelakang beberapa kali sebelum tiba dalam keputusan final. Oleh karena itu, tak akan ada seorang pun yang terkejut jika proses tersebut terasa seperti naik Roller Coaster. Bagaimanapun hal tersebut dapat digambarkan seperti Roller Coaster yang tiba dalam tujuan akhirnya, akan berhasil selama mereka tetap berada dijalurnya.

Referensi: Management FAQs

Popular posts from this blog

Kelemahan Perencanaan

Disamping banyak manfaat yang didapat dari disusunnya perencanaan, tetapi juga ada kelemahan antara lain.   Pekerjaan yang tercakup dalam perencanaan mungkin berlebihan pada kontribusi nyata.   Perencanaan cenderung menunda kegiatan.   Perencanaan mungkin terlalu membatasi manajemen untuk berinisiatif dan berinovasi.   Kadang-kadang hasil yang baik didapatkan oleh penyesuaian situasi individual dan penanganan setiap masalah pada saat masalah tersebut terjadi, tidak selalu berdasarkan rencana.   Ada rencana-rencana yang diikuti cara-cara yang tidak konsisten. Komentar : Perhatikan di point ketiga dan garisbawahi mengenai inisiatif dan inovasi. Pertanyaannya ialah "Apa yang diharapkan oleh manejemen dengan membuat suatu perencanaan?" Dan jawabannya hanya satu yaitu, jaminan keberhasilan. Manajemen pasti meminta dari individu, maupun kelompok, untuk melakukan perencanaan dalam setiap aktivitasnya dan tidak ada yang namanya "membatasi inisiatif ataupun inovasi". Po...

Unsur dan Hirarki Rencana

Rencana dilihat dari dimensi unsur sekaligus memperlihatkan unsurnya dan hirarkinya. Rencana yang lebih rendah merupakan unsur dari rencana yang lebih tinggi (lihat gambar 5.1). Hirarki rencana dalam garis besarnya ada tiga : - Tujuan terdiri dari : maksud, misi dan sasaran. - Strategi - Rencana utama terdiri dari rencana sekali pakai dan rencana tetap disebut tipe rencana operasional. 1. Tujuan (Goals) Tujuan memberikan pengertian dasar untuk arah dari keseluruhan kegiatan organisasi. Sehingga tujuan adalah sesuatu yang ingin dicapai yang sifatnya sangat umum dan abstrak sehingga perlu dinyatakan dalam maksud, misi dan sasaran. 2. Maksud (Purpose) Maksud merupakan arah yang umum dan tidak hanya berlaku bagi semua organisasi sejenis dalam masyarakat. Maksud didirikan perusahaan adalah menghasilkan barang atau jasa. 3. Misi ( Mission ) Misi merupakan arah yang khas bagi suatu organisasi tertentu dalam batas-bata...

Tugas Manager

Tugas-tugas penting yang harus dilakukan manajer. 1. Manajer bekerja dengan melalui orang lain. Istilah “orang” mencakup tidak hanya para bawahan dan atasan, tetapi juga manajer-manajer lainnya dalam organisasi. Disamping itu, “orang” juga termasuk individu-individu dari luar atau langganan, penyedia (supplier), konsumen atau langganan, pengurus serikat karyawan, pejabat dan karyawan kantor-kantor pemerintah dan sebagainya. 2. Manajer memadukan dan menyeimbangkan tujuan-tujuan yang saling bertentangan dan menetapkan prioritas-prioritas . Setiap manajer akan menghadapi sejumlah tujuan, masalah dan kebutuhan organisasional yang semuanya ini bersaing untuk memperebutkan sumberdaya-sumberdaya organisasi (manusia, material, atau bahkan manajer). Karena berbagai sumberdaya tersebut selalu terbatas, manajer harus menjaga keseimbangan di antara berbagai tujuan dan kebutuhan organisasional. 3. Manajer bertanggung jawab dan mempertanggungjawabkan . Para manajer d...