Skip to main content

Pendekatan Tanggungjawab Sosial Manager

Tanggungjawab sosial lahir dari suatu landasan moral dan dasar berfikir bahwa manusia adalah makluk yang termasuk di dalam "Homo Sosius" atau dengan kata lain makluk sosial. Manusia tidak dapat hidup dan bertahan atau "survive" di dunia ini tanpa adanya bantuan dan interaksi dengan manusia-manusia lainnya dan juga manusia hanya dapat bertahan jika ia hidup berkelompok. Dasar berfikir semacam ini kemudian dikembangkan dengan asumsi, bahwa karena manusia hanya dapat hidup berkelompok maka iapun mempunyai kewajiban dan tanggungjawab terhadap sesama manusia atau disebut tangungjawab sosial.

Manusia sebagai "Homo Socius" juga diyakini oleh para ahli ilmu sosial termasuk Emile Durkhein (Francisia ES, Usahawan, no.10 th XXI). Durkheim dalam usulannya mengenai pembagian kerja di dalam masyarakat berpendapat bahwa hal ini sangatlah berpengaruh terhadap struktur masyarakat yang terus sedang mengalami perubahan. Pembagian kerja yang bersifat umum dan belum memiliki tingkat spesialisasi yang tinggi akan melahirkan suatu "solidaritas mekanik" dimana kesadaran kolektif bersama menjadi landasan bersama. Sedangkan pada "solidaritas organik" dasar utamanya adalah pada tingkat saling ketergantungan yang tinggi akibat berkembangnya pembagian kerja yang semakin komplek.

Atas perbedaan pendekatan kondisi struktur masyarakat berupa "solidaritas mekanik" dan "solidaritas organik", maka akan menimbulkan pendekatan tanggung-jawab sosial yang berbeda. Oleh karena itu maka tanggungjawab sosial yang timbul pada masyarakat dengan solidaritas mekanik akan berbeda dengan tanggungjawab sosial pada masyarakat dengan solidaritas organik.

Dasar tanggung jawab sosial manajer pada solidaritas mekanik adalah karena adanya komitmen moral terhadap kesamaan pandangan hidup, kepercayaan, dan nilai-nilai bersama yang terdapat di dalam masyarakat. Sedangkan tanggung jawab sosial manajer pada masyarakat dengan solidaritas organik lebih dilandasi oleh adanya rasa saling tergantung dan saling membutuhkan.

Di dalam konteks seperti itu maka perusahaan yang dipimpin para manajer dan berdiri di tengah-tengah masyarakat juga menetapkan dirinya mempunyai kwajiban tangggung jawab sosial perusahaan. Dasar dari kewajiban itu disamping didasarkan pada komitmen moral akan kesamaan di dalam pandangan hidup, nilai, ataupun kepercayaan bersama dengan para anggota dan berbagai kelompok lainnya yang ada di dalam masyarakat, juga didasarkan oleh kesadaran bahwa perusahaan itu tergantung pada pihak-pihak lain untuk bukan sekedar survive, tetapi juga dapat terus menarik keuntungan atau laba yang semakin besar. Harus difahami bahwa sebuah perusahaan secara umum tergantung pada masayarakat umum (publik) sebagai konsumen yang membeli hasil produksinya baik berupa produk atau jasa. Perusahaan juga tergantung pada perusahaan-perusahaan lainnya yang mempunyai hubungan dagang dengannya, tergantung pada karyawan dan buruh yang bekerja untuk menghasilkan produknya, tergantung pada pemerintah untuk mendapatkan ijin berusaha, tergantung pada bank atau badan keuangan lainnya untuk mendapatkan dana, dan juga tergantung pada masyarakat setempat dimana perusahaan didirikan demi kelancaran dan keamanan perusahaannya. Dilihat dari pandangan perusahaan harus bertanggung jawab, dalam perkembangannya ada dua pendekatan yaitu pendekatan untuk mendapatkan keuntungan untuk pemilik (owner approach) dan pendekatan tangungjawab sosial kepada seluruh masyarakat yang terlibat, berhubungan atau berkepentingaan dengan perusahaan (stakeholder approach).

Stakeholder approach atau pendekatan stakeholder terbagi dalam dua hal yakni internal dan eksternal. Umumnya semua perusahaan telah menerapkan sisi internal; harapan pemegang saham telah dipenuhi, gaji karyawan telah dibayar serta kesejahteraannya sudah diperhatikan. Sedangkan pada sisi eksternal yang perlu diperhatikan adalah pemerintah, dan masyarakat pada umumnya. Falsafah yang melandasi segi tanggungjawab sosial eksternal ini adalah, kalau perusahaan telah mengenyam keuntungan dari masyarakat, maka manajer juga wajib mengembalikan keuntungaan tadi untuk pengembangan masyarakat.

Kewajiban ini dapat dilakukan dengan mengunakan bermacam-macam mekanisme. Ada yang membangun jalan, memberi bea siswa, membangun sekolah, memberikan penerangan jalan, mengolah limbah perusahaan dan sebagainya. Disamping perusahaan harus menghasilkan barang atau jasa yang dapat menjamin dan meningkatkan kwalitas hidup masyarakat konsumen. Peningkatan hidup ini merupakan indikator dari suatu masyarakat yang makmur dan sejahtera, dan kemakmuraan dan kesejahteraan masyarakat suatu indikatur berhasilnya kegiatan perusahaan.

Semakin berkembangnya konsep pemasaran yang berorientasi kepada kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat, maka semakin tinggi tingkat kesadaran manajer terhadap tanggungjawab sosialnya, akhirnya akan meningkatkan image perusahaan dan kemudian berakibat keberhasilan pemasaran yang berakibat keberhasilan mendapatkan laba sesuai dengan tujuan perusahaan atau bisnis tersebut untuk berlangsung hidup.

Popular posts from this blog

Kelemahan Perencanaan

Disamping banyak manfaat yang didapat dari disusunnya perencanaan, tetapi juga ada kelemahan antara lain.   Pekerjaan yang tercakup dalam perencanaan mungkin berlebihan pada kontribusi nyata.   Perencanaan cenderung menunda kegiatan.   Perencanaan mungkin terlalu membatasi manajemen untuk berinisiatif dan berinovasi.   Kadang-kadang hasil yang baik didapatkan oleh penyesuaian situasi individual dan penanganan setiap masalah pada saat masalah tersebut terjadi, tidak selalu berdasarkan rencana.   Ada rencana-rencana yang diikuti cara-cara yang tidak konsisten. Komentar : Perhatikan di point ketiga dan garisbawahi mengenai inisiatif dan inovasi. Pertanyaannya ialah "Apa yang diharapkan oleh manejemen dengan membuat suatu perencanaan?" Dan jawabannya hanya satu yaitu, jaminan keberhasilan. Manajemen pasti meminta dari individu, maupun kelompok, untuk melakukan perencanaan dalam setiap aktivitasnya dan tidak ada yang namanya "membatasi inisiatif ataupun inovasi". Po...

Unsur dan Hirarki Rencana

Rencana dilihat dari dimensi unsur sekaligus memperlihatkan unsurnya dan hirarkinya. Rencana yang lebih rendah merupakan unsur dari rencana yang lebih tinggi (lihat gambar 5.1). Hirarki rencana dalam garis besarnya ada tiga : - Tujuan terdiri dari : maksud, misi dan sasaran. - Strategi - Rencana utama terdiri dari rencana sekali pakai dan rencana tetap disebut tipe rencana operasional. 1. Tujuan (Goals) Tujuan memberikan pengertian dasar untuk arah dari keseluruhan kegiatan organisasi. Sehingga tujuan adalah sesuatu yang ingin dicapai yang sifatnya sangat umum dan abstrak sehingga perlu dinyatakan dalam maksud, misi dan sasaran. 2. Maksud (Purpose) Maksud merupakan arah yang umum dan tidak hanya berlaku bagi semua organisasi sejenis dalam masyarakat. Maksud didirikan perusahaan adalah menghasilkan barang atau jasa. 3. Misi ( Mission ) Misi merupakan arah yang khas bagi suatu organisasi tertentu dalam batas-bata...

Tugas Manager

Tugas-tugas penting yang harus dilakukan manajer. 1. Manajer bekerja dengan melalui orang lain. Istilah “orang” mencakup tidak hanya para bawahan dan atasan, tetapi juga manajer-manajer lainnya dalam organisasi. Disamping itu, “orang” juga termasuk individu-individu dari luar atau langganan, penyedia (supplier), konsumen atau langganan, pengurus serikat karyawan, pejabat dan karyawan kantor-kantor pemerintah dan sebagainya. 2. Manajer memadukan dan menyeimbangkan tujuan-tujuan yang saling bertentangan dan menetapkan prioritas-prioritas . Setiap manajer akan menghadapi sejumlah tujuan, masalah dan kebutuhan organisasional yang semuanya ini bersaing untuk memperebutkan sumberdaya-sumberdaya organisasi (manusia, material, atau bahkan manajer). Karena berbagai sumberdaya tersebut selalu terbatas, manajer harus menjaga keseimbangan di antara berbagai tujuan dan kebutuhan organisasional. 3. Manajer bertanggung jawab dan mempertanggungjawabkan . Para manajer d...