Skip to main content

Perbedaan antara Perencanaan Strategis dan Perencanaan Jangka Panjang

Apa perbedaan antara perencanaan strategis dan perencanaan jangka panjang? 
 
Perencanaan jangka panjang pada umumnya dianggap sebagai pengembangan rencana untuk mencapai tujuan atau serangkaian tujuan selama beberapa tahun, dengan asumsi bahwa pengetahuan saat ini tentang kondisi masa depan cukup matang. Hal ini untuk memastikan keandalan rencana tersebut selama masa pelaksanaannya.

Pada akhir tahun 50-an dan awal 60-an, Amerika misalnya, memiliki kondisi ekonomi yang relatif stabil, karenanya, penggunaan perencanaan jangka panjang sangat sesuai dan tepat-guna.

Di sisi lain, perencanaan strategis mengasumsikan bahwa organisasi harus responsif terhadap perubahan lingkungan yang dinamis.

Asumsi umum telah muncul di sektor nirlaba bahwa lingkungan memang berubah-ubah, sering kali dalam cara yang tidak terduga. Perencanaan strategis, kemudian, menekankan pentingnya membuat keputusan yang akan memastikan organisasi memiliki kemampuan yang dapat menanggapi perubahan lingkungan.

Komentar:
 
Perencanaan strategis dan perencanaan jangka panjang memang dibutuhkan untuk perusahaan jika ingin bertahan hidup di kondisi ekonomi yang tidak menentu untuk saat ini. Perencanaan strategis dan jangka panjang menjadi penting karena ini merupakan suatu tata cara bagaimana suatu bisnis menghadapi situasi tertentu. Tidak mungkin perusahaan bergerak tanpa ada perencanaan yang pasti.
 
Suatu contoh yang nyata, perusahaan dimana tempat Saya bekerja, menetapkan visi dan misi perusahaan dan bagaimana cara untuk mencapainya. Disertai dengan segala macam aturan yang melindungi di jalur perjalanan perusahaan. Tujuannya cuma satu, yaitu mencapai target yang telah ditetapkan secara aman, menguntungkan dan bertahan hidup dari setiap situasi yang akan dihadapi. Perencanaan strategis dan jangka panjang ditulis dan diterapkan secara baik oleh perusahaan dan diawasi oleh setiap komponen perusahaan yang berkepentingan (semisal auditor atau compliance unit).

Popular posts from this blog

Kelemahan Perencanaan

Disamping banyak manfaat yang didapat dari disusunnya perencanaan, tetapi juga ada kelemahan antara lain.   Pekerjaan yang tercakup dalam perencanaan mungkin berlebihan pada kontribusi nyata.   Perencanaan cenderung menunda kegiatan.   Perencanaan mungkin terlalu membatasi manajemen untuk berinisiatif dan berinovasi.   Kadang-kadang hasil yang baik didapatkan oleh penyesuaian situasi individual dan penanganan setiap masalah pada saat masalah tersebut terjadi, tidak selalu berdasarkan rencana.   Ada rencana-rencana yang diikuti cara-cara yang tidak konsisten. Komentar : Perhatikan di point ketiga dan garisbawahi mengenai inisiatif dan inovasi. Pertanyaannya ialah "Apa yang diharapkan oleh manejemen dengan membuat suatu perencanaan?" Dan jawabannya hanya satu yaitu, jaminan keberhasilan. Manajemen pasti meminta dari individu, maupun kelompok, untuk melakukan perencanaan dalam setiap aktivitasnya dan tidak ada yang namanya "membatasi inisiatif ataupun inovasi". Po...

Unsur dan Hirarki Rencana

Rencana dilihat dari dimensi unsur sekaligus memperlihatkan unsurnya dan hirarkinya. Rencana yang lebih rendah merupakan unsur dari rencana yang lebih tinggi (lihat gambar 5.1). Hirarki rencana dalam garis besarnya ada tiga : - Tujuan terdiri dari : maksud, misi dan sasaran. - Strategi - Rencana utama terdiri dari rencana sekali pakai dan rencana tetap disebut tipe rencana operasional. 1. Tujuan (Goals) Tujuan memberikan pengertian dasar untuk arah dari keseluruhan kegiatan organisasi. Sehingga tujuan adalah sesuatu yang ingin dicapai yang sifatnya sangat umum dan abstrak sehingga perlu dinyatakan dalam maksud, misi dan sasaran. 2. Maksud (Purpose) Maksud merupakan arah yang umum dan tidak hanya berlaku bagi semua organisasi sejenis dalam masyarakat. Maksud didirikan perusahaan adalah menghasilkan barang atau jasa. 3. Misi ( Mission ) Misi merupakan arah yang khas bagi suatu organisasi tertentu dalam batas-bata...

Tugas Manager

Tugas-tugas penting yang harus dilakukan manajer. 1. Manajer bekerja dengan melalui orang lain. Istilah “orang” mencakup tidak hanya para bawahan dan atasan, tetapi juga manajer-manajer lainnya dalam organisasi. Disamping itu, “orang” juga termasuk individu-individu dari luar atau langganan, penyedia (supplier), konsumen atau langganan, pengurus serikat karyawan, pejabat dan karyawan kantor-kantor pemerintah dan sebagainya. 2. Manajer memadukan dan menyeimbangkan tujuan-tujuan yang saling bertentangan dan menetapkan prioritas-prioritas . Setiap manajer akan menghadapi sejumlah tujuan, masalah dan kebutuhan organisasional yang semuanya ini bersaing untuk memperebutkan sumberdaya-sumberdaya organisasi (manusia, material, atau bahkan manajer). Karena berbagai sumberdaya tersebut selalu terbatas, manajer harus menjaga keseimbangan di antara berbagai tujuan dan kebutuhan organisasional. 3. Manajer bertanggung jawab dan mempertanggungjawabkan . Para manajer d...