Skip to main content

Posts

Showing posts from April, 2025

Short-Selling Sebagai Investor Agresif

Short-selling dalam saham adalah strategi investasi yang melibatkan penjualan saham yang tidak dimiliki oleh investor dengan harapan harga saham akan turun di masa depan. Berikut adalah cara kerja short-selling: Cara Kerja Short-Selling Pinjam Saham: Investor meminjam saham dari broker atau lembaga keuangan lainnya. Jual Saham: Investor menjual saham yang dipinjam dengan harga pasar saat ini. Tunggu Harga Turun: Investor menunggu harga saham turun di masa depan. Beli Kembali Saham: Investor membeli kembali saham yang sama dengan harga yang lebih rendah. Kembalikan Saham: Investor mengembalikan saham yang dipinjam kepada broker atau lembaga keuangan. Keuntungan Short-Selling Keuntungan dari Harga Turun: Investor dapat memperoleh keuntungan dari penurunan harga saham. Diversifikasi Portofolio: Short-selling dapat membantu investor diversifikasi portofolio mereka. Risiko Short-Selling Risiko Kerugian Tak Terbatas: Jika harga saham naik, investor dapat mengalami kerugian yang tak terbatas...

Margin Of Safety (MOS)

Penekanan Graham bahwa untuk menekan risiko dalam investasi saham, kita harus memahami apa yang dinamakan dengan Margin Of Safety (MOS), yang mana merupakan selisih dari harga saham saat ini dengan harga wajarnya. Jika kita mendapati nilai saat harga saham lebih rendah darii harga wajarnya, maka saham tersebut layak untuk dimiliki dan tidak perlu takut dengan naik dan turunnya harga yang tak terkendali. Sebagai contoh, saham BBNI saat ini per tanggal 28 April 2025 ialah Rp. 4.190,00 per lembar saham sedangkan jika kita melihat "Graham Number" harga wajarnya saat ini ialah Rp. 6.588,00  per lembar saham. Dengan demikian untuk MOS-nya ialah Rp. 2.376,00. Dari sini kita mendapatkan informasi bahwa jika kita membeli di harga terkini, maka saham tersebut bisa dikatakan murah dan wajar dan layak untuk dikoleksi.    Sumber Data : tradingview.com HQSahamIDX (Telegram dan Playstore)